Kemunculan
Ya`juj dan Ma`juj merupakan satu dari tanda-tanda kiamat besar. Ini sebagaimana
disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Al-Imam Muslim Rahimahullahu dari
Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Nabi
Shalallahu’alaihiwassallam muncul di hadapan kami di mana saat itu kami tengah
berbincang-bincang. Maka beliau bertanya: “Apa yang kalian perbincangkan?”
Mereka (para sahabat) menjawab: “Kami sedang berbincang tentang hari kiamat.”
Lantas Nabi shalallahu’alaihiwassalam bersabda:
إِنَّهَا
لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ، فَذَكَرَ
الدُّخَانَ،
وَالدَّجَّالَ، وَالدَّابَّةَ، وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ
وَيَأْجُوجَ
،n مَغْرِبِهَا، وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ
وَمَأْجُوجَ،
وَثَلَاثَةَ خُسُوفٍ: خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ
وَخَسْفٌ
بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ، وَآخِرُ
ذَلِكَ
نَارٌ تَخْرُجُ مِنْ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى
مَحْشَرِهِمْ
“Sesungguhnya
tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian melihat sebelumnya sepuluh tanda.
Kemudian Beliau Shalallahu’alaihiwassallam menyebutkan: Muncul Dajjal, binatang
(yang keluar dari bumi), matahari terbit dari barat, Isa bin Maryam turun (ke
bumi), Ya`juj dan Ma`juj, tiga khusuf2, yaitu di timur, barat, dan jazirah
Arab. Lantas akhir semua itu muncul api yang keluar dari Yaman yang menghalau
manusia ke tempat berkumpul mereka.” (Shahih Muslim, Kitabu Al-Fitan wa
Asyrathu As-Sa’ah)
1. Asal usul
Kata Ya'juj dan Ma'juj berasal
dari kata ajja atau ajij d alam wazan Yaf'ul; kata ajij artinya nyala api.
Tetapi kata ajja berarti pula asra'a, maknanya berjalan cepat. Itulah makna
yang tertera dalam kamus Lisanul 'Arab. Ya'juj dan Ma'juj dapat pula
diibaratkan sebagai api menyala dan air bergelombang, karena hebatnya gerakan.
Ya'juj dan Ma'juj diuraikan dua
kali dalam Al-Qur`an. Yang pertama diuraikan dalam surat Al-Kahfi, sehubungan
dengan uraian tentang gambaran Dajjal. Menjelang berakhirya surat Al-Kahfi,
diuraikan tentang perjalanan Raja Dzulkarnain ke berbagai jurusan untuk
memperkuat tapal-batas kerajaannya.
Di antara tanda kiamat Kubra
adalah keluarnya Ya'juj dan Ma'juj dari kurungannya. Keluarnya mereka sebagai
tanda kiamat Kubra akan terjadi dan wajib kita imani karena dalil-dalil telah
jelas menetapkannya. Adapun tanda kiamat Kubra, di antaranya disebutkan dalam
hadits Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari RA:
Rasulullah melihat kami ketika
kami tengah berbincang-bin cang. Beliau berkata: "Apa yang kalian
perbincangkan?" Kami menjawab: "Kami sedang berbincang-bincang
tentang hari kiamat." Beliau berkata: "Tidak akan terjadi hari
kiamat hingga kalian lihat sebelumnya sepuluh tanda."Beliau
menyebutkan: "Dukhan (asap), Dajjal, Daabbah, terbitnya matahari dari
barat, turunnya Isa as, Ya'juj dan Ma'juj, dan tiga khusuf (dibenamkan ke dalam
bumi) di timur, di barat, dan di jazirah Arab, yang terakhir adalah api yang
keluar dari Yaman mengusir (menggiring) mereka ke tempat berkumpulnya
mereka." (HR. Muslim no. 2901)
Selain itu, Ya`juj dan Ma`juj
dalam hadits dari Zainab Binti Jahsh (isteri Nabi SAW), di jelaskan; "Nabi
SAW bangun dari tidurnya dengan wajah memerah, kemudian
bersabda; "Tiada Tuhan selain Allah, celakalah bagi Arab dari
kejahatan yang telah dekat pada hari kiamat, (yaitu) telah dibukanya penutup
Ya`juj dan Ma`juj seperti ini!" beliau melingkarkan jari tang annya.
(Dalam riwayat lain tangannya membentuk isyarat 70 atau 90), Aku bertanya;
"Ya Rasulullah SAW, apakah kita akan dihancurkan walaupun ada orang-orang
shalih ?" Beliau menjawab; "Ya, Jika banyak
kejelekan." (HR. Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim)
Sedangkan Allah SWT berfirman
tentang Ya`juj dan Ma`juj ini:
"Hingga apabila dibukakan
(tembok) Ya`juj dan Ma`juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat
yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (Hari berbangkit),
maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata);
"Aduhai celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang
ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim" (QS. Al-Anbiyaa` [21]
: 96)
Mengenai garis asal usul tentang
siapa sebenarnya kaum ini para ulama telah berbeda pendapat, namun mereka
sepakat bahwa Ya`juj dan Ma`juj termasuk spesies manusia. Ada yang menyebutkan
dari sulbi Ada m AS dan Hawa atau dari Adam AS saja. Ada pula yang menyebut
dari sulbi Nabi Nuh AS dari keturunan Syis/At-Turk menurut hadits Ibnu Katsir.
Sebagaimana dijelaskan dalam tarikh, Nabi Nuh AS mempunyai tiga anak, Sam, Ham,
Syis/At-Turk. Ada lagi yang menyebut keturunan dari Yafuts Bin Nuh. Menurut
Al-Maraghi, Ya`juj dan Ma`juj berasal dari satu ayah yaitu Turk, Ya`juj adalah
At-Tatar (Tartar) dan Ma`juj adalah Al-Maghul (Mongol), namun keterangan ini
tidak kuat.
2. Ciri-ciri kaum Ya`juj dan
Ma`juj
Walaupun mereka dari jenis
manusia keturunan Nabi Adam, namun mereka memiliki sifat khas yang berbeda dari
manusia biasa. Ciri utama mereka adalah perusak dan jumlah mereka yang sangat
besar sehingga ketika mereka turun dari gunung seakan-akan air bah yang
mengalir, tidak pandai berbicara dan tidak fasih, bermata kecil (sipit),
berhidung kecil, lebar mukanya, merah warna kulitnya seakan-akan wajahnya
seperti perisai dan sifat-sifat lain.

Mengenai ciri-ciri mereka terdapat sebuah hadits di Musnad
Imam Ahmad (5/271), Al-Haetsami di Majmauz Zawaid (8/9) berkata tentangnya:
"Rawi-rawinya adalah rawi-rawi Ash-Shahih." Hadits tersebut
menjelaskan bahwa mereka berwajah lebar seperti tameng yang menonjol dengan
rambut merah kecoklatan, mata sipit, datang dengan cepat dari tempat yang
tinggi

Selain itu Rasulullah SAW
berkhutbah dalam keadaan jarinya terbalut karena tersengat kalajengking. Beliau
bersabda:
"Kalian mengatakan tidak ada
musuh. Padahal sesungguhnya kalian akan terus memerangi musuh sampai datangnya
Ya'juj dan Ma'juj, lebar mukanya, kecil (sipit) matanya, dan ada warna putih di
rambut atas. Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan
wajah-wajah mereka seperti perisai" (HR. Ahmad)
Dalam surat Al-Kahfi, Allah
menjelaskan bahwa Ya'juj Ma'juj dikurung oleh Dzulkarnain dengan baja karena
mereka berlaku biadab dan berbuat kerusakan di muka bumi, sehingga mereka tidak
bisa keluar darinya sampai tiba saatnya janji Allah.
Firman
Allah SWT:
"Hingga
apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan
kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata:
'Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya'juj wa-Ma'juj itu orang-orang yang membuat
kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran
kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka.' Dzulqarnain
berkata: 'Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah
lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar
aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka. Berilah Aku potongan-potongan
besi.' Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung
itu, berkatalah Dzulqarnain: 'Tiuplah (api itu)', hingga apabila besi itu sudah
menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: 'Berilah Aku tembaga (yang
mendidih) agar aku tuangkan ke atas besi panas itu.' Maka mereka tidak bisa
mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya. Dzulqarnain berkata: 'Ini
(dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku,
dia akan menjadikannya hancur lu luh; dan janji Tuhanku itu adalah
benar."
(QS.
Al-Kahfi: 93-98).
Mereka tidak akan keluar darinya
sebelum janji Allah tiba, dan itu terjadi di akhir zaman sebagai tanda Kiamat
yang sudah diambang pintu. Mereka keluar setelah Isa turun dan membunuh Dajjal.
Keluarnya mereka dari kurungan memiliki cerita tersendiri yang disebutkan oleh
Imam At-Tirmidzi dalam hadits no. 3153 dan Ibnu Majah no. 4131 dari Abu
Hurairah, dan dishahihkan oleh Al-Albani di Silsilah Shahihah no. 1735.
Rasulullah bersabda:
"Sesungguhnya Ya'juj dan
Ma'juj membongkarnya setiap hari, sampai ketika mereka hampir melihat cahaya
matahari. Pemimpin mereka berkata: 'Kita pulang, kita teruskan besok'. Lalu
Allah mengembalikannya lebih kuat dari sebelumnya. Ketika masa mereka telah
tiba dan Allah ingin mengeluarkan mereka kepada manusia, mereka menggali, ketika
mereka hampir melihat cahaya matahari, pemimpin mereka berkata: 'Kita pulang,
kita teruskan besok insya All ah Ta'ala'. Mereka mengucapkan insya Allah.
Mereka kembali ke tempat mereka menggali, mereka mendapatkan galian seperti
kemarin. Akhirnya mereka berhasil menggali dan keluar kepada manusia. Mereka
meminum air sampai kering dan orang-orang berlindung di benteng mereka. Lalu
mereka melemparkan panah-panah mereka ke langit dan ia kembali dengan
berlumuran darah. Mereka berkata: 'Kita telah mengalahkan penduduk bumi dan
mengungguli penghuni langit."
Pembicaraan tentang Ya'juj
wa-Ma'juj ini ditutup dengan sebuah hadits An-Nawas bin Sam'an di Shahih Muslim
(Mukhtashar Shahih Muslim no. 2048). Dari hadits ini kita mengetahui banyak hal
tentangnya.
Rasulullah bersabda: Ketika
Isa dalam kondisi demikian, Allah mewahyukan kepada Isa bin Maryam:
'Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku, tak seorang pun mampu
memerangi mereka, maka bawalah hamba-hamba-Ku berlindung di Ath-Thur'. Lalu
Allah mengeluarkan Ya'juj wa-Ma' juj, dan mereka mengalir dari segala penjuru.
Rombongan pertama melewati danau Thabariyah dan meminum airnya. Rombongan
terakhir menyusul sementara air danau telah mengering, mereka berkata:
'Sepertinya dulu di sini pernah ada air'. Nabi Isa AS dan teman-temannya
dikepung sehingga kepala sapi bagi mereka lebih berharga daripada 100 dinar,
lalu Nabi Isa AS dan kawan-kawan berdoa kepada Allah. Lalu Allah mengirim ulat
di leher mereka, maka mereka mati bergelimpangan seperti matinya jiwa yang satu.
Kemudian Allah menurunkan Nabi Isa dan kawan-kawannya ke bumi, maka tidak ada
sejengkal tempat pun di bumi kecuali dipenuhi oleh bau busuk mereka. Lalu
Nabiyullah Isa as dan teman-temannya berdoa kepada Allah, kemudian Allah
menurunkan hujan deras yang mengguyur seluruh rumah, baik yang terbuat dari
tanah atau kulit binatang. Hujan itu membasuh bumi sehingga ia seperti cermin
yang berkilauan."
4. Kisah Ya
-juj dan Ma-juj dan Raja Dzulkarnain
Ya -juj dan Ma-juj adalah kaum
yang banyak keturunannya. Menurut mitos, mereka tidak mati sebelum melihat
seribu anak lelakinya membawa senjata. Mereka taat pada peraturan masyarakat,
adab dan pemimpinnya. Ada yang menyebut mereka berperawakan sangat tinggi
sampai beberapa meter dan ada yang sangat pendek sampai beberapa centimeter.
Konon, telinga mereka panjang, tapi ini tidak berdasar. Pada Al-Qur`an surat
Al-Kahfi [18] ayat 94, Ya-juj dan Ma-juj adalah kaum yang kasar dan biadab,
sebagaimana bunyi kalimat berikut: "Mereka berkata: "Hai
Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj[892] itu orang-orang yang membuat
kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran
kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?"
Jika mereka melewati
perkampungan, membabad semua yang menghalangi dan merusak atau bila perlu
membunuh penduduk. Karenya, ketika Dzulkarnain datang, mereka minta dibuatkan
benteng agar mereka tidak dap at menembus dan mengusik ketenangan penduduk.
Siapakah Dzulkarnain ? Menurut versi Barat, Dzulkarnain adalah Iskandar Bin
Philips Al-Maqduny Al-Yunany (orang Mecedonia, Yunani). Ia berkuasa selama 330
tahun. Membangun Iskandariah dan murid Aristoteles. Memerangi Persia dan
menikahi puterinya. Mengadakan ekspansi ke India dan menaklukan Mesir.
Menurut Asy-Syaukany, pendapat di
atas sulit diterima, karena hal ini mengisyaratkan ia seorang kafir dan
filosof. Sedangkan al-Quran menyebutkan; "Sesungguhnya Kami telah
memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya
jalan (untuk mencapai) segala sesuatu" (QS. Al-Kahfi [18] : 84).
Menurut sejarawan muslim Dzulkarnain adalah julukan Abu Karb Al-Himyari atau
Abu Bakar Bin Ifraiqisy dari daulah Al-Jumairiyah (115 SM–552 M).
Kerajaannya disebut At-Tababi'ah.
Dijuluki Dzulkarnain (Pemilik dua tanduk), karena kekuasaannya yang sangat
luas, mulai ujung tanduk mat ahari di Barat sampai Timur. Menurut Ibnu Abbas,
ia adalah seorang raja yang shalih. Ia seorang pengembara dan ketika sampai di
antara dua gunung antara Armenia dan Azzarbaijan. Atas permintaan penduduk,
Dzulkarnain membangun sebuah benteng. Dia meminta bijih besi dicurahkan ke
lembah antara dua bukit. Lalu minta api dinyalakan sampai besi mencair. Maka
jadilah tembok logam yang licin tidak bisa dipanjat.
Para arkeolog menemukan benteng
tersebut pada awal abad ke-15 M, di belakang Jeihun dalam ekspedisi Balkh dan
disebut sebagai "Babul Hadid" (Pintu Besi) di dekat Tarmidz.
Timurleng pernah melewatinya, juga Syah Rukh dan ilmuwan German Slade Verger.
Arkeolog Spanyol Klapigeo pada tahun 1403 H. Pernah diutus oleh Raja Qisythalah
di Andalus ke sana dan bertamu pada Timurleng. "Babul Hadid" adalah
jalan penghubung antara Samarqindi dan India.
5. Beberapa penelitian tentang
tembok Ya`juj dan Ma`juj
Abdullah Yusuf Ali da lam tafsir
The Holy Qur'an menulis bahwa di distrik Hissar, Uzbekistan, 240 km di sebelah
tenggara Bukhara, ada celah sempit di antara gunung-gunung batu. Letaknya di
jalur utama antara Turkestan ke India dengan ordinat 38oN dan 67oE. Tempat itu
kini bernama buzghol-khana dalam bahasa Turki, tetapi dulu nama Arabnya adalah
bab al hadid. Orang Persia menyebutnya dar-i-ahani. Orang Cina menamakannya
tie-men-kuan. Semuanya bermakna pintu gerbang besi.
Hiouen Tsiang, seorang pengembara
Cina pernah melewati pintu berlapis besi itu dalam perjalanannya ke India di
abad ke-7. Tidak jauh dari sana ada danau yang dinamakan Iskandar Kul. Di tahun
842 Khalifah Bani Abbasiyah, al-Watsiq, mengutus sebuah tim ekspedisi ke
gerbang besi tadi. Mereka masih mendapati gerbang di antara gunung selebar 137
m dengan kolom besar di kiri kanan terbuat dari balok-balok besi yang dicor
dengan cairan tembaga, tempat bergantung daun pintu raksasa. Persis seperti
bunyi surat Al Kahfi. Pada Perang Dunia II, konon Winston Churchill, pemimpin
Inggris, mengenali gerbang besi itu.
6. Perkiraan lokasi tembok Ya`juj
dan Ma`juj berada
Apa
pun tentang keberadaan dinding penutup tersebut, ia memang terbukti ada sampai
sekarang di Azerbaijan dan Armenia. Tepatnya ada di pegunungan yang sangat
tinggi dan sangat keras (pegunungan Kaukasus). Ia berdiri tegak seolah-olah
diapit oleh dua buah tembok yang sangat tinggi. Tempat itu tercantum pada
peta-peta Islam maupun Rusia, terletak di republik Georgia




Al-Syarif
al-Idrisi menegaskan hal itu melalui riwayat penelitian yang dilakukan Sallam,
staf peneliti pada masa Khalifah al-Watsiq Billah (Abbasiah). Konon, Al-Watsiq
pernah bermimpi tentang tembok penghalang yang dibangun oleh Iskandar
Dzulkarnain untuk memenjarakan Ya'juj dan Ma'juj terbuka.
Mimpi itu mendorong Khalifah
untuk mengetahui perihal tembok itu saat itu, juga lokasi pastinya. Al-Watsiq
menginstruksikan kepada Sallam untuk mencari tahu tentang tembok itu. Saat itu
Sallam ditemani 50 orang. Penelitian tersebut memakan biaya besar. Tersebut
dalam Nuzhat al-Musytaq, buku geografi, karya al-Idrisi, Al-Watsiq mengeluarkan
biaya 5000 dinar untuk penelitian ini.
Rombongan Sallam berangkat ke
Armenia. Di situ ia menemui Ishaq bin Ismail, penguasa Armenia. Dari Armenia ia
berangkat lagi ke arah utara ke daerah-daerah Rusia. Ia membawa surat dari
Ishaq ke penguasa Sarir, lalu ke Raja Lan, lalu ke penguasa Faylan (nama-nama
daerah ini tidak dikenal sekarang). Penguasa Faylan mengutus lima penunjuk
jalan untuk membantu Sallam sampai ke pegunungan Ya'juj dan Ma'juj.
27 hari Sallam mengarungi
puing-puing daerah Basjarat. Ia kemudian tiba di sebuah da erah luas bertanah
hitam berbau tidak enak. Selama 10 hari, Sallam melewati daerah yang
menyesakkan itu. Ia kemudian tiba di wilayah berantakan, tak berpenghuni.
Penunjuk jalan mengatakan kepada Sallam bahwa daerah itu adalah daerah yang
dihancurkan oleh Ya'juj dan Ma'juj tempo dulu. Selama 6 hari, berjalan menuju
daerah benteng. Daerah itu berpenghuni dan berada di balik gunung tempat Ya'juj
dan Ma'juj berada. Sallam kemudian pergi menuju pegunungan Ya'juj dan Ma'juj.
Di situ ia melihat pegunungan yang terpisah lembah. Luas lembah sekitar 150
meter. Lembah ini ditutup tembok berpintu besi sekitar 50 meter.
Dalam Nuzhat al-Musytaq, gambaran
Sallam tentang tembok dan pintu besi itu disebutkan dengan sangat detail (Anda
yang ingin tahu bentuk detailnya, silakan baca: Muzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq
al-Afaq, karya al-Syarif al-Idrisi, hal. 934 -938).
Al-Idrisi juga menceritakan bahwa
menurut cerita Sallam penduduk di sekitar pegunungan biasanya memukul kunci
pintu besi 3 kali dalam sehari. Setelah itu mereka menempelkan telinganya ke
pintu untuk mendengarkan reaksi dari dalam pintu. Ternyata, mereka mendengar
gema teriakan dari dalam. Hal itu menunjukkan bahwa di dalam pintu betul-betul
ada makhluk jenis manusia yang konon Ya'juj dan Ma'juj itu.
Ya'juj dan Ma'juj sendiri,
menurut penuturan al-Syarif al-Idrisi dalam Nuzhat al-Musytaq, adalah dua suku
keturunan Sam bin Nuh. Mereka sering mengganggu, menyerbu, membunuh, suku-suku
lain. Mereka pembuat onar dan sering menghancurkan suatu daerah. Masyarakat
mengadukan kelakuan suku Ya'juj dan Ma'juj kepada Iskandar Dzulkarnain, Raja
Macedonia. Dzulkarnain kemudian menggiring (mengusir) mereka ke sebuah
pegunungan, lalu menutupnya dengan tembok dan pintu besi.
Menjelang Kiamat nanti, pintu itu
akan jebol. Mereka keluar dan membuat onar dunia, sampai turunnya Nabi Isa
al-Masih. Dalam Nuzhat al-Musytaq, al-Syarif al-Idrisi juga menuturka n bahwa
Sallam pernah bertanya kepada penduduk sekitar pegunungan, apakah ada yang
pernah melihat Ya'juj dan Ma'juj. Mereka mengaku pernah melihat gerombolan
orang di atas tembok penutup. Lalu angin badai bertiup melemparkan mereka.
Penduduk di situ melihat tubuh mereka sangat kecil. Setelah itu, Sallam pulang
melalui Taraz (Kazakhtan), kemudian Samarkand (Uzbekistan), lalu kota Ray
(Iran), dan kembali ke istana al-Watsiq di Surra Man Ra'a, Iraq. Ia kemudian
menceritakan dengan detail hasil penelitiannya kepada Khalifah.
Kalau menurut penuturan Ibnu
Bathuthah dalam kitab Rahlat Ibn Bathuthah pegunungan Ya'juj dan Ma'juj berada
sekitar perjalanan 6 hari dari Cina. Penuturan ini tidak bertentangan dengan
al-Syarif al-Idrisi. Soalnya di sebelah Barat Laut Cina adalah daerah-daerah
Rusia.
7. Kisah kaum Ya`juj dan Ma`juj
di akhir zaman
Dikisahkan, bahwa nanti menjelang
kiamat maka fitnah dan kejahatan mereka (Ya’juj
dan Ma'juj) sangat besar dan menyeluruh, tiada seorang manusiapun yang dapat
mengatasinya. Jumlah mereka (golongannya) pun sangat banyak, sehingga kaum
Muslimin akan menyalakan api selama tujuh tahun untuk berlindung dari
penyerangan mereka, para pemanah dan perisai mereka. Seperti yang diterangkan
dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Majah dari Nawwas berikut ini:
"Maka saat mereka telah
keluar (dari dinding tembaga yang mengurung mereka sejak zaman raja
Zulkarnain), maka Allah SWT berfirman kepada Isa ibn Maryam: "Sesungguhnya
Aku telah mengeluarkan hamba-hamba (Ya'juj dan Ma'juj) yang tidak mampu
diperangi oleh siapapun, maka hendaklah kamu mengasingkan hamba-hamba-Ku ke
Thur (Thursina) "
"Dan di Thur terkepunglah
Nabiyullah Isa AS beserta para sahabat-nya, sehingga harga sebuah kepala sapi
lebih mahal dari 100 dinar kamu hari ini. Kemudian Nabiyullah Isa dan para
sahabatnya menginginkan itu, maka mereka tidak me nemukan sejengkalpun dari
tanah di bumi kecuali ia dipenuhi oleh bau anyir dan busuk mereka. Kemudian Isa
AS dan sahabatnya meminta kelapangan kepada Allah SWT maka Allah mengutus
seekor burung yang akan membawa mereka kemudian menurunkan mereka sesuai dengan
kehendak Allah. Kemudian Allah menurunkan air hujan yang tidak meninggalkan
satu rumahpun di kota atau di kampung, maka Ia membasahi bumi sehingga menjadi
seperti sumur yang penuh" (HR. Ahmad, Muslim dan At-Tirmidzi dari
An-Nawwas bin Sam'am)
Dahsyatnya fitnah dan kejahatan
kaum Ya'juj dan Ma'juj ini juga digambarkan dalam sebuah hadits Rasulullah SAW
sebagaimana berikut:
Rasulullah bersabda : "Dinding
pembatas Ya'juj dan Majjuj akan terbuka, maka mereka akan menyerang
semua manusia, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: "Dan mereka
turun dengan cepat dari seluruh tempat-tempat yang tinggi" (QS . Al
Anbiyaa' : 96). Maka mereka akan menyerang m anusia, sedangkan kaum Muslim akan
berlarian dari mereka ke kota-kota dan benteng-benteng mereka, sambil membawa
binatang-binatang ternak bersama mereka. Sedangkan mereka (Ya'juj dan Majjuj)
meminum semua air di bumi, sehingga apabila sebagian dari mereka melewati
sebuah sungai maka merekapun meminum air sungai tersebut sampai kering dan
ketika sebagian yang lain dari mereka melewati sungai yang sudah kering
tersebut, maka mereka berkata: "Dulu di sini pernah ada air". Dan
apabila tidak ada lagi manusia yang tersisa kecuali seorang saja di sebuah kota
atau benteng, maka berkatalah salah seorang dari mereka (Ya'juj dan Ma'juj):
"PendWduk bumi sudah kita habisi, maka berikutnya yang tertinggal
adalah penduduk langit", kemudian salah seorang dari mereka melemparkan
tombaknya ke langit, dan tombak tersebut kembali dengan berlumur darah yang
menunjukkan suatu bencana dan fitnah. Maka tatkala rnereka sedang asyik berbuat
demikian, Al lah Subhanahu wa Ta'ala mengutus ulat ke pundak mereka seperti
ulat belalang yang keluar dari kuduknya, maka pada pagi harinya mereka pun mati
dan tidak terdengar satu nafaspun. Setelah itu kaum Muslim berkata:
"Apakah ada seorang laki-laki yang berani mati untuk melihat, apa yang
sedang dilakukan oleh musuh kita ini?" maka majulah salah seorang dari
mereka dengan perasaan tak takut mati, kemudian dia menemukan bahwa mereka
semua (Yajuj dan Majjuj) telah mati dalam keadaan sebagian mereka di atas
sebagian yang lain (bertumpukan), maka laki-laki tersebut berseru: "Wahai
semua kaum Muslim bergembiralah kalian, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala
sendiri sudah membinasakan musuhmu", maka mereka pun keluar dari kota-kota
dan benteng-benteng dan melepaskan ternak-ternak mereka ke padang-padang rumput
kemudian padang rumput tersebut dipenuhi oleh daging-daging binatang ternak,
maka semua susu ternak tersebut gemuk (penuh) seperti tunas pohon yang paling
bagus yang t idak pernah dipotong" (Hadits riwayat Ahmad, Ibn Majah,
Ibn Hiban dan Hakim dari Abu Sa'id RA)
No comments:
Post a Comment